Walaupun
peradaban manusia dan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan yang
begitu pesat, namun beberapa beberapa hal masih menyisakan pertanyaan
dan teka-teki.
Berikut ini adalah misteri-misteri dikompilasi oleh situs LiveSience, yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan oleh 'pisau bedah' ilmu pengetahuan murni.
1. Bagaimana alam semesta tercipta?
Teori tentang dentuman besar yang
mengawali keberadaan alam semesta sejak 13,7 miliar tahun lalu dipandang
sebagai teori yang masuk akal, walaupun belum bisa langsung diuji.
Pada teori ini, segala sesuatu
dimulai dengan luar angkasa yang berukuran kecil dan kemudian memuai dan
berkembang menjadi besar. oleh karena proses inflasi (pemompaan).
"Hingga kini kita belum mengetahui apa yang menyebabkan inflasi, atau
bahkan apakah itu teori yang benar atau tidak," kata Eric Agol, seorang
pakar astrofisika dari University of Washington.
2. Apakah Alien memang benar-benar ada?
Adalah sesuatu hal yang logis ketika
berasumsi bahwa ada kehidupan lain selain di bumi. Sebab, unsur-unsur
yang dibutuhkan bagi kehidupan terdistribusi secara luas di alam
semesta.
Selain itu, sistem tata surya yang
mirip dengan tata surya kita juga dijumpai di luar angkasa. "Jadi
setidaknya, ada kemungkinan bahwa ada kehidupan lain di sana," kata Jill
Tarter, Director of Center for SETI Research di California.
3. Benarkah ada Teori Segalanya?
Para pakar biasanya memiliki standar
model yang cukup baik untuk mendefinisikan segala sesuatu di alam
semesta hingga ke bagian partikel terkecil, mulai dari magnetisme hingga
ke atom-atom yang menyusunnya dan bagaimana mereka bisa tetap stabil.
Model standar ini memandang
partikel-partikel menjadi titik-titik yang sangat kecil, yang beberapa
di antaranya mengandung gaya dasar. Hanya saja, kelemahan dari model
standar tadi, adalah kegagalannya untuk melakukan perhitungan terhadap
gravitasi dan energi yang sangat tinggi.
Nah, bila ada sebuah teori yang bisa
secara konsisten menyertakan dua hal tadi ke dalam pemodelannya, maka
teori fisika yang universal akan benar-benar dapat terwujud. Sayangnya,
banyak peneliti menganggap hal itu tak akan pernah tercapai.
4. Apa yang menyebabkan gravitasi?
Walaupun gravitasi telah dipelajari
sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh
manusia. Gravitas tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Para
teoretisi meyakini gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil
yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.
"Gravitasi sama sekali berbeda
dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar," kata
Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS."Saat Anda
mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan
mendapat jawaban yang ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja,"
kata dia.
5. Di mana bagian alam semesta lainnya?
Manusia memiliki banyak keterbatasan
saat hendak meneliti alam semesta. "Itu disebut juga sisi kelam dari
alam semesta," kata Michael Turner, seorang pakar kosmologi dari
University of Chicago. Menurut dia misteri terbesar dari alam semesta
adalah materi gelap dan energi gelap.
Walaupun para peneliti berusaha
keras untuk mengeksplorasi hingga ke luar angkasa yang terjauh dan ke
perut bumi yang terdalam, namun, diperkirakan baru 4 persen dari materi
dan energi yang ditemukan. Sementara 96 persen lainnya masih belum bisa
diketahui.
6. Bagaimana otak bekerja?
Hingga kini, belum ada yang bisa
menjelaskan bagaimana otak manusia bekerja. Dengan miliaran neuron dan
masing-masing neuron memiliki ribuan koneksi, otak memang sangat sulit
untuk diteliti.
"Kita semua berfikir bahwa kita bisa
memahami otak kita, setidaknya melalui pengalaman kita sendiri.
Padahal, pengalaman subyektif kita adalah panduan yang minim untuk
menentukan bagaimana otak bekerja," ujar Scott Huettel, pakar dari
Center for Cognitive Neuroscience dari Duke University.
Hingga kini peneliti belum bisa
menentukan bagaimana neuron-neuron membentuk jaringan fungsional ketika
manusia sedang belajar, mengingat, atau melakukan aktivitas lainnya,
termasuk saat melihat, mendengar, bergerak, atau saat tengah dimabuk
cinta.
7. Bagaimana kehidupan bisa terjadi di bumi?
Manusia telah menemukan bukti-bukti
awal tentang adanya kehidupan kuman sederhana di bumi sejak sekitar 3
miliar tahun yang lalu. Namun, bagaimana kemudian kejadian awal dari
kehidupan mahluk lain di bumi, hingga kini belum diketahui.
"Banyak teori dari asal kehidupan yang ditawarkan, namun sangat sulit untuk diterima dan dibuktikannya." kata Diana Northup, Cave Biologist dari University of New Mexico.
8. Siapa Anda?
Kesadaran alamiah yang dimiliki
manusia selama ini, masih membingungkan bagi para psikolog dan ilmuwan
di bidang kognitif. Bagian dari jawaban pertanyaan mendasar di atas ada
yang menjawab dengan sederhana: sesuatu yang memicu kita melakukan
sesuatu, sudah menyatu dengan jaringan syaraf manusia.
Walaupun kita mengira bahwa apa yang
kita lakukan adalah kehendak bebas, namun setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia juga dipengaruhi oleh proses tak sadar dan
lingkungan sekitar.
Dan, bagaimana kita membuat sebuah
keputusan secara sadar sehingga membuat manusia memiliki akal selain
jiwa? Nah ini yang masih menjadi misteri.
9. Apa yang terjadi saat gempa bumi terjadi?
Hingga kini manusia masih belum
mengetahui apa yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung. Padahal gempa
bumi terjadi di dalam perut planet bumi, tepat di bawah kaki kita
sendiri.
Hingga kini para pakar hanya bisa
menjelaskan dari mana gempa bersumber dan patahan apa yang terlibat
dalam peristiwa gempa tersebut, atau mungkin hanya memprediksi sampai
kapan gempa susulan akan berlangsung.
Namun sampai kini mereka tak bisa
secara pasti menjelaskan apa yang terjadi di dalam bumi ketika gempa
berlangsung. Sifat dan perilaku kekuatan yang membuat patahan-patahan
terus bergerak hingga kemudian akhirnya terjadi gempa hingga kini masih
menjadi misteri.
"Masalah pergeseran pada gempa
adalah salah satu hal yang paling dasar dari semua ilmu tentang
kebumian. Namun itu masih menjadi cerita misteri yang berusia 30 tahun,
yang belum terpecahkan," ujar Tom Heaton, seorang pakar geofisika dari
Caltech.