Sungguh sangat disayangkan, BlackBerry yang semula merupakan platform teknologi mulai dari handset, pemilik aplikasi instant messaging nomor satu, dan beroperasi layaknya internet service provider (ISP) lewat BlackBerry Internet Service (BIS) kini harus rela melepas semuanya.
Pertama, vendor asal Kanada tersebut melepas BIS sehingga BlackBerry yang semula merupakan smartphone lengkap dengan fasilitas internet yang terintegrasi di dalamnya berubah dan turun pangkat menjadi hanya seperti smartphone biasa.
Besok, BlackBerry kembali turun pangkat menjadi hanya sebagai penyedia handset saja setelah aplikasi andalannya, BlackBerry Messenger (BBM) pun dilepas untuk 'umum' alias tidak eksklusif lagi.
Sejumlah distributor pun berancang-ancang meninggalkan BlackBerry setelah vendor tersebut melepas BBM-nya. "Kalau sudah seperti smartphone biasa ya pastinya kurang laku, apalagi harganya yang mahal," ujar seorang eksekutif distributor resmi BlackBerry, belum lama ini.
Distributor lainnya mengaku tidak terlalu pusing bila BlackBerry memang akan melepas BBM, pasalnya dirinya bukan hanya distributor BlackBerry, tapi 15 merek lainnya. Namun, harus diakui, sejak kehadiran BlackBerry di Indonesia pada sekitar 2006, distributor menangguk keuntungan sangat besar, karena BlackBerry benar-benar menjadi virus yang sangat cepat menjalarnya. Bila BlackBerry memudar, distributor memang tidak merugi, hanya keuntungannya berkurang.
Dan kini, BlackBerry telah turun pangkat dengan hanya menjadi OTT atau over the top, yaitu aplikasi asing yang berjalan di atas jaringan operator telekomunikasi di Indonesia seperti Whatsapp, Facebook, Twitter, dan lainnya.
Itu pun, bila divisi handset-nya sudah laku terjual dan berpindah tangan ke vendor lain. Bila tidak, maka vendor penyedia handset tersebut bakal mati secara perlahan.
0 komentar:
Post a Comment